Empat Matra Kecerdasan STIFIn |
Matra Personalitas
Ini adalah matra paling rendah. 5 (lima) Mesin Kecerdasan STIFIn (yakni Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting) yang masih belum terdidik berada dalam Matra Personalitas ini. Sehingga, orang yang masih berada dalam Matra ini masih memiliki keunggulan sekaligus kelemahan. Contoh penjelasannya, anak-anak kecil yang belum mumayyiz (istilah dalam hukum Islam) ibaratnya seperti Tabula Rasa yakni mereka belum terbebani pahala dan dosa. Anak-anak kecil yang belum mumayyiz ini memang masih berada dalam Matra Personalitas sehingga mereka masih dapat dimaklumi jika banyak kesalahan dan kekeliruan. Misalkan, anak Thinking yang memang tegaan dan tidak empati. Jika anak Thinking memukul maka ia memukul betulan hingga temannya sakit. Meskipun demikian, anak Thinking itu tetap dapat dimaklumi karena dia masih di Matra Personalitas karena belum memiliki akal yang bisa membedakan mana baik dan buruk, mana benar dan salah. Namun, jika anak mumayyiz atau orang dewasa yang masih di Matra Personalitas maka mereka tidak bisa lagi dimaklumi karena mereka sudah memiliki akal sehingga seharusnya sudah tahu mana yang baik dan buruk. Jadi kamu nggak mau kan masih dibilang tidak dewasa… hehe…
Matra Mentalitas
Seiring pertambahan usia dan pendidikan yang mengakibatkan bertambahnya kepahaman, seseorang akan menaiki Matra ke tingkat berikutnya yakni Matra Mentalitas. Pada Matra Mentalitas, ia sudah mengetahui mana yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri. Ia bisa menyadari bahwa apa yang ia lakukan akan berdampak pada dirinya sendiri. Sehingga seseorang yang sudah pada Matra Mentalitas seharusnya tidak akan menyakiti dirinya sendiri, atau melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan dirinya sendiri. Matra Mentalitas ini berbicara tentang diri seseorang yang Mesin Kecerdasannya (ingat 5 MK STIFIn) yang sudah terdidik sehingga keunggulannya sudah muncul dan kelemahannya otomatis tenggelam. Dengan kata lain, Matra ini adalah tentang AKU yang sudah terdidik. Pada Matra ini, individu menyadari perilaku orang lain yang berbeda dan unik dan sekaligus mampu menerimanya. Pada Matra ini juga, individu mampu meraih sukses terutama untuk dirinya sendiri dan menerima kesuksesan orang lain. Jadi kalau kamu lagi ada masalah tapi kamu justru melakukan hal-hal negatif dan kontraproduktif, berarti Matra Mentalitas kamu perlu dididik lagi yah.. 😊
Matra Moralitas
Orang-orang yang sudah naik ke Matra Moralitas, mereka sudah mengetahui mana yang baik dan buruk, tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga orang lain. Pada Matra Moralitas, seseorang sudah mampu berbagi kesuksesan dengan orang lain. Individu tidak lagi berbicara tentang AKU melainkan tentang KITA. Sehingga individu yang sudah naik ke Matra Moralitas tidak akan berbuat hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, namun lebih bertindak untuk kepentingan bersama atau kepentingan banyak orang. Seorang pemimpin seharusnya paling tidak berada pada Matra ini sehingga dia mampu menangkap aspirasi orang lain. Dan, orang yang masih berbuat zalim, jahat, dan menyakiti orang lain berarti Matra Moralitasnya masih belum terdidik. Kini, kita tahu mengapa kejahatan masih saja banyak terjadi… Ya, karena Matra Moralitas masing-masing orang tidaklah sama, ada yang sangat bagus, ada yang biasa saja, dan ada yang buruk ☹
Matra Spiritualitas
Matra Spiritualitas merupakan Matra Tertinggi. Kecerdasan pada Matra Spiritualitas merupakan ukuran baik dan buruk dirinya di hadapan Tuhan. Seseorang yang sudah berada pada Matra ini, ia melakukan setiap perbuatan berpedoman pada ajaran Tuhannya… Dan tentu saja ajaran Tuhan ini seharusnya tidak bertentangan dengan Matra Mentalitas dan Matra Moralitas yang posisinya lebih rendah.
Yang perlu dipahami, untuk menaiki matra-matra ini membutuhkan ‘pengorbanan’ yang besar. Semakin tinggi matra yang hendak dicapai maka individu akan merasakan ketidaknyamanan yang semakin besar pula. Hal ini dikarenakan individu tersebut harus mampu mengalahkan kelemahan-kelemahan yang ada pada Matra Personalitas yang sudah menjadi bawaan genetiknya (given). Misalkan, seorang pemimpin dengan Mesin Kecerdasan Thinking yang memang tidak peka dan raja tega. Saat anak buahnya terkena musibah, ia mau tidak mau harus memaksakan diri dan memaklumi bahwa anak buahnya tidak bisa bekerja atau menjadi kurang produktif. Dan memaksakan diri ini memang tidak nyaman, karena pada asalnya ia tidak peduli dengan penderitaan orang lain.
Konsep STIFIn memiliki model untuk kelima Mesin Kecerdasan guna menaiki 4 Matra Kecerdasan ini dengan hasil yang bisa diukur. Peningkatan kualitas pribadi yang lebih baik adalah suatu keniscayaan jika Anda tidak ingin tertinggal. Jika Anda berminat, Anda bisa menghubungi nomor WhatsApp 0856 4591 8991 atau klik wa.me/6285645918991
No comments:
Post a Comment