- Komunikasi harus terorganisir dan ada datanya: Jangan lebay. Komunikasi dilakukan secara terorganisir yakni ada pembukaan, isi, dan penutup disertai dengan data. Contoh: “Penjualan selama 12 bulan terakhir mengalami penurunan total sebesar 50%.”
- Buat hubungan sebab akibat yang logis: Sebab akibat akan membuat komunikasi menjadi lebih logis/masuk akal sehingga orang Thinking akan cepat paham. Contoh: “Jika penjualan terus menurun maka perusahaan akan tutup dan kalian akan dipecat karena tidak ada pemasukan untuk menghidupi perusahaan.”
- Berikan konsekuensi pada setiap pilihan: Selain untuk membuatnya bertanggung jawab pada pilihan yang diambil. Konsekuensi akan membuat dia berpikir mana yang lebih baik. Contoh: “Kalian boleh santai dalam berjualan tapi risikonya penjualan kalian akan menurun dan kalian bisa dipecat. Atau, kalian rajin berjualan dan prestasi kalian akan meningkat.”
- Minta untuk berpikir: Jangan minta untuk merasakan (dengan hati) namun perintahkan untuk berpikir menggunakan akal. Contoh: “Coba kamu pikirkan, jika kamu dipecat, di mana kamu akan bekerja, bagaimana kamu bisa menghidupi keluargamu.”
- Jangan mengulang: Mengulang-ngulang kalimat hanya membuat orang Thinking merasa diremehkan. Jadi nyatakan secara tegas dan beri jeda waktu supaya dia bisa berpikir sejenak. Contoh: “Kalian sudah paham kan, saya tunggu progress hasil berjualan kalian.”
Saya melayani Tes Sidik Jari STIFIn di Kota Surabaya, Sidoarjo, Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Caruban, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Gresik, Lamongan, dan Pasuruan.
No comments:
Post a Comment